permainan matematika

Apakah anda setuju dengan belajar sambil bermain anak lebih cepat faham?
Bermain Sambil belajar
BELAJAR MATEMATIKA
Banyak murid atau anak, yang bilang bahwa matematika itu sangat sulit, sukar, menakutkan, bosen dan menyebalkan. Namun kita sebagai orang tua atau sebagai pendidik tidak perlu putus asa atau bingung untuk mengajarkan murid / anak untuk belajar matematika lebih menyenangkan, yaitu dengan cara bermain. Bukan hanya itu saja buatlah suasana belajar yang menyenangkan dan manfatkanlah peralatan yang ada di lingkungan sekitar kita sebagai alat untuk mengajar matematika kepada anak/ siswa kita .
Pendidik maupun orang tua mulailah dari sekarang mengajarkan anak/ murid dengan menggunakan metode permainan lebih efektif , karena pada umumnya siswa /anak lebih suka bermain dibandingkan dengan belajar. Dengan bermain pun anak/siswa secara langsung belajar.
pendidik maupun orangtua tak perlu merasa kesulitan dalam mengajarkan anak matematika, sekarang sudah banyak permainan anak yang edukatif. permainan edukatif pun tidak perlu mahal, manfaatkanlah yang ada dilingkungan sekitar kita sebagai alat/ sumber belajar matematika anak.
Jumat, 04 Oktober 2013
MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KERJA YANG KONDUSIF DI SEKOLAH
Selasa, 18 Januari 2011
Selasa, 11 Januari 2011

orang lain.
adanya perbedaan di antara orang-orang. Sinergi bersangkut paut dengan upaya untuk memecahkan masalah, meraih peluang dan menyelesaikan perbedaan. Ini seperti kerja sama kreatif di mana 1 + 1 = 3, 11, 111, … atau lebih banyak lagi. Sinergi juga merupakan kunci keberhasilan dari tim atau hubungan efektif mana pun. Sebuah tim yang bersinergi adalah sebuah tim yang saling melengkapi, di mana tim itu diatur sedemikian rupa sehingga kekuatan dari para anggotanya bisa saling menutupi kelemahan-kelemahannya. Dengan cara ini kita mengoptimalkan
kekuatan, bekerja dengan kekuatan tersebut, dan membuat kelemahan dari masing-masing orang menjadi tidak relevan.
Tiga kebiasaan pertama (Proactive, Start form the End, Put First thing First) akan meningkatkan rasa percaya diri secara signifikan yang berujung kepada kemenangan pribadi (Private Victory). Ketiga karakter berikutnya (Think Win-win, Effective Communication, Sinergy) akan memperbaiki dan membina kembali hubungan tim menjadi lebih solid, lebih kreatif dan mencapai kemenangan publik (Public Victory). Kebiasaan ketujuh, jika dihayati secara mendalam, akan memperbarui enam kebiasaan yang pertama dan akan membuat kita benar-benar mandiri dan mampu untuk saling tergantung secara efektif. Karakter ini memperbarui integritas dan rasa aman seseorang yang berasal dari kedalaman dirinya sendiri (Karakter 1, 2 dan 3) dan memperbarui semangat maupun karakter untuk membentuk tim yang saling melengkapi (Karakter 4, 5 dan 6).
Pertama, Panutan atau menyajikan keteladanan (individu, tim). Menjadi panutan mengilhami timbulnya kepercayaan tanpa memintanya. Jika orang hidup dengan prinsip-prinsip yang diwujudkan dalam karakter ke-8, kepercayaan, pengikat kehidupan ini, akan tumbuh dengan subur. Kepercayaan akan muncul kalau kita memang layak dipercaya. Secara singkat, mejadi panutan menghasilkan kewibawaan moral pribadi.Kedua, Perintis. Merintis jalan menciptakan keteraturan tanpa perlu memaksakannya. Hal ini berarti bahwa jika orang mengaitkan identitas mereka dan terlibat dalam pembuata keputusan-keputusan strategis, khususnya mengenai nilai-nilai yang dipegang serta tujuan-tujuan prioritas tertinggi, mereka akan mengalami keterkaitan emosional. Manajemen dan motivasi merupakan urusan di dalam diri. Orang tidak perlu lagi diatur-atur dan dimotivasi dari luar. Merintis jalan menghasilkan kewibawaan moral visioner. Ketiga, Penyelaras. Menyelaraskan struktur, sistem, dan proses merupakan perwujudan dari upaya untuk memupuk organisasi dan semangat kepercayaan, visi, dan pemberdayaan. Menyeleraskan menghasilkan kewibawaan moral yang dilembagakan.
Keempat, Pemberdaya. Memberdayakan adalah buah dari ketiga peran yang lain –
menjadi panutan, merintis jalan, dan menyelaraskan. Peran ini membebaskan potensi
manusia tanpa memerlukan motivasi eksternal. Memberdayakan akan menghasilkan
kewibawaan moral budaya.


Senin, 08 Maret 2010
Pentingnya Nilai Bermain Pada Anak
Para Ahli Psikologi menekankan pentingnya nilai bermain pada anak
- Stimulasi, merangsang anak dalam berfikir dan beraktivitas
- Meningkatkan keterampilan dan koordinasi ( trampil dalam mengkoordinasi indra mereka)
- Mengekspresikan pikiran dan perasaan ( senang dan daya pikir terus berkembang)
- Mampu bersosialisasi.
Senin, 22 Februari 2010
Bermain
1. Anak mempunyai energi lebih yang harus disalurkan
2. Melalui bermain anak mendapat pengalaman langsung bersosialisasi
3. Anak akan memahami dan memainkan peran-peran disekitarnya
4. Anak perlu berinteraksi untuk mengkreasikan pengetahuan mereka.
5. anak belajar tahu dan menyelesaikan masalah
6. Anak mempunyai harga diri karena menguasai tubuh, gerak, keterampilansosial.
7. Anak perlu melepaskan desakkan emosi secara tepat.
8. anak perlu menyegarkan diri dari rutinitas hidup sehari-hari.
Bermain
1. Anak mempunyai energi lebih yang harus disalurkan
2. Melalui bermain anak mendapat pengalaman langsung bersosialisasi
3. Anak akan memahami dan memainkan peran-peran disekitarnya
4. Anak perlu berinteraksi untuk mengkreasikan pengetahuan mereka.
5. anak belajar tahu dan menyelesaikan masalah
6. Anak mempunyai harga diri karena menguasai tubuh, gerak, keterampilansosial.
7. Anak perlu melepaskan desakkan emosi secara tepat.
8. anak perlu menyegarkan diri dari rutinitas hidup sehari-hari.
Jumat, 27 November 2009
Permainan matematika
1. Ayo … berhitung
Tujuan : mengenal konsep bilangan 1-10
Alat dan bahan :
- Dadu
- Gantungan baju
- Penjepit jemuran
Cara bermain :
Ajaklah siswa bermain dengan berpasangan. Siswa yang pertama bertugas melempar dadu, dan siswa yang kedua bertugas untuk menghitung dengan menggunakan gantungan baju dan jepitan jemuran.
Siswa pertama melempar dadu, siswa kedua melihat berapa nilai yang muncul pada dadu dan menghitung dengan menjepitkan penjempit jemuran ke gantungan baju sesuai dengan nilai yang muncul pada dadu.
Lakukan permainan ini berkali-kali dan saling bergantian , sampai anak mampu menghitung angka dengan benar.
2. Hore … aku bisa berhitung…!
Tujuan : Mengenal konsep bilangan 1-10, menanamkan sikap kerja sama team.
Alat dan bahan : Kapur , batu, lingkungan
Cara Bermain :
Buatlah 3 lingkaran di halaman dengan menggunakan kapur tulis
Tulis angka 1,2,3,4,5,6....10 didalam masing masing lingkaran tersebut.
Buatlah 3 kelompok, masing-masing 5 anggota.
Ajaklah anak berlomba untuk meletakkan batu sesuai dengan angka yang ada.
Selanjutnya mulai mengerjakan dari awal bersama-sama anak-anak.
Sebutkan angka sesuai dengan keadaannya.
Menumbuhkan sikap gotong royong dan kerjasama yang baik dalam satu team.
3. Bilangan ganjil dan genab
Tujuan : mengenal konsep bilangan ganjil dan genab
Alat : kelereng
Cara bermain :
Ajaklah siswa bermain lebih mengenal bilangan genab dan ganjil menggunakan kelereng. Mintalah anak mengambil sebagian kelereng tersebut dengan jumlah acak
Mintalah anak untuk memasangkan kelereng dan tanyakan kepada anak apakah kelereng mereka habis berpasangan.
Contoh : 8 = pasangkan kelereng dua-dua sampai habis
Jika kelereng tersebut habis berpasangan, maka bantulah anak untuk mendefinisikan bilangan 8 adalah sebagai bilangan genab.
Lalu mintalah anak untuk mengambil 9 kelereng, lalu pasangkan kelereng itu dua-dua,tanyakan apakah kelereng itu habis berpasangan
Contoh : 9 = pasangkan kekelereng dua-dua
Jika kelereng itu ada salah satu yang tidak berpasangan, nyatakan pada anak bahwa definisi bilangan 9 adalah sebagai bilanagn ganjil.
Selain menggunakan kelereng, Ajaklah anak menggunakan jari tangannya untuk menentukan bilangan genab dan ganjil.
Ulangi beberapa kali dan bantulah anak mengambil kesimpulan mengenai bilangan ganjil dan genab
4. “Lebih”, “kurang”, atau sama.
Tujuan : Membantu memahami arti “lebih”, ”kurang”, ”sama”, ”lebih sedikit”, dan bahwa jumlah sangat berbeda dengan ukuran, dan memulai mengenali jumlah kecil benda-benda tanpa menghitungnya.
Alat dan bahan :
korek api, kacang hijau, kerikil, daun, kacang tanah, Lidi, tutup botol dan cawan
Cara bermain :
Siapkanlah enam cawan, masing-masing berisi benda-benda yang berlainan dengan jumlah yang berlainan pula, misalnya 6 batang korek, 5 kacang hijau, 4 krikil, 3 lidi, 2 kacang tanah, dan 1 daun.
Kacang hijauAjaklah siswa untuk berpasangan dengan temannya, kemudian mintalah tiap anak untuk mengambil satu cawan dan menebak, tanpa menghitung, siapa yang punya lebih. Cek tebakan ini dengan memadankan. Contoh:
lidi Tanyakan kepada siswa mana yang lebih banyak dan mana yang lebih sedikit.
Variasikan , taruh sama benda dalam dua cawan
Taruh empat benda besar dalam satu cawan dan empat benda kecil dalam sebuah cawan lain, katakan 5 kacang hijau sama dengan 5 tutup botol. Kemudian taruhlah jumlah benda yang lebih besar dari 6 korek api.
Ulangi permainan ini hingga anak mengerti besar, kecil atau sama .
5. Kantong nilai tempat
Tujuan : menentukan nilai tempat
Alat dan bahan :
Kantong dari kertas karton / kain
Lidi / kayu
kartu bilangan 20 – 100
Cara bermain :
Ajaklah siswa bermain dengan berpasangan. Mintalah siswa yang pertama untuk mengambil kartu bilangan dan menunjukkan kepada siswa kedua bilangan tersebut, dan siswa yang kedua memasukan lidi kedalam kantong nilai puluhan dan satuan sesuai dengan kartu bilangan.
Contoh: siswa pertama mengambil bilangan 23, maka siswa kedua memasukan 2 lidi kedalam kantong puluhan dan 3 lidi dimasukkan kedalam kantong satuan
Ajarkan anak untuk membaca 2 puluhan + 3 satuan = 23
Begitu juga sebaliknya, mintalah siswa yang kedua untuk meletakkan 4 lidi di tempat puluhan dan 6 lidi di tempat satuan, dan tugas siswa pertama mencari kartu bilangan yang bernilai 46.
Lakukan permainan ini berkali-kali dan saling bergantian , sehingga anak mengerti dan memahami posisi dan nilai tempat suatu bilangan.
6. Ayo... lomba berhitung yuk...!
Tujuan : Melatih kecepatan berhitungan penjumlahan
Alat dan bahan : Karton bergambar ( pohon hitungan ), doubel tip, Kartu angka 0 – 100.
Cara bermain :
Ajaklah siswa membentuk 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 anggota
Siapkanlah lima karton bergambar pohon hitungan yang telah di tempelkan di tembok.
Masing – masing kelompok berdiri dihadapan pohon hitung, dan masing-masing kelompok memiliki kartu bilangan 0 – 100
Berilah aba-aba agar anak berlari ketempat pohon hitung dan menempel kartu bilangan sesuai hasil hitungannya.
Siswa melakukan ini secara bergilir dengan anggota kelompoknya, siapa yang melakukan ini dengan tepat dan cepat itulah yang menjadi pemenangnya.
7. Jungle adventure
Tujuan : melatih ketangkasan berhitung ( pengurangan)
Alat dan bahan : dadu, 4 pion, gambar , karton jejak jungle adventure (penjumlahan dan pengurangan)
Caranya bermain:
Ajaklah anak untuk bermain 2 atau 4 anak
Tiap pemain memilih pion yang akan dipakai
letakkan pion di kotak Start
pada awal setiap permainan, tentukan urutan giliran pemain terlebih dahulu.
Pada setiap giliran, seorang pemain melemparkan dadu 1 kali dan memajukan poinnya sekian kotak sebanyak angka dadu yang keluar
Jika pemain sampai pada kotak yang berisi -1, -2, atau -3, pada giliran berikut kurangkan angka dadu yang diperoleh dengan angka yang tertera dikotak.
Pemain yang pertama kali mencapai atau melewati kotak finish, menjadi pemenang dalam permainan jugle adventure.
10. Lomba lari sambil belajar ( +, -, x atau : )
Tujuan : Melatih kecepatan berhitung (+, -, x, atau : ).
Alat dan bahan :
100 bola plastik yang telah di beri angka 0 – 100.
Satu ember besar dan 2 ember kecil.
Cara bermain :
Siapkan 1 ember besar berisi bola plastik yang telah diberi angka 1 – 100 berjarak kurang lebih 5 meter dari peserta.
Bentuk peserta menjadi dua kelompok yang sama banyak, dan masing-masing kelompok memiliki 1 ember kecil untuk mengetahui jumlah bola yang akan diperolehnya.
Kedua kelompok berbaris mengarah ke ember besar yang berisi bola angka. Peserta mendengarkan aba- aba dari pembimbing, dan salah satu anggotanya mewakili untuk mengambil bola yang dimaksud oleh pembimbing, disitulah siswa dilatih untuk lebih cepat berhitung, karena siapa yang cepat berhitungnya maka dialah mendapatkan bola yang dimaksud. ( saling bergilir, sampai semua anggota kelompok juga melakukan hal yang sama)
Contohnya: pembimbing memberi aba –aba,” 7 x 4=......”, maka peserta kelompok mengambil bola angka 28, dan seterusnya tergantung peritah dari pembimbing. Soal bisa bervariasi.
Setelah semua anggota kelompok selesai bergilir mendapatkan perintah dari pembimbing makapembimbing menghitung jumlah bola pada masing – masing kelompok. Apa bila yang mendapatkan jumlah bola yang terbanyak itulah yang menjadi pemenangnya.
Selasa, 01 September 2009
TIP MENGAJAR MATEMATIKA
1. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan dan mengasyikan
2. Manfaatkan sarana bermain untuk belajar matematika
3. Tumbuhkan sikap positif dan percaya diri kepada anak terhadap matematika,
4. Gunakakanlah lingkungan dan benda-benda di sekitar sebagai alat dan bahan dalam pembelajaran matematika
5. Gunakanlah permainan/game sebagai metode pengajaran
6. buatlah pemahaman kepada anak arti pentingnya belajar matematika dalam kehidupan sehari – hari.
Mengajar matematika bukan hanya sekedar mengenal angka dan menghafalnya, namun bagaimana anak memahami makna bermatematika. Orang tua harus memberi kesempatan anak untuk bereksplorasi, observasi dalam keadaan rileks, tidak terburu-buru. Rebutlah setiap kesempatan untuk belajar mengajar dengan anak. Hindarkan waktu yang terbuang, karena kita akan merenggut pula waktu anak kita.